Orang-orang kaya yang senang berbagi rezeki kepada sesama orang-orang kaya, dan sangat jarang berbagi rezeki kepada yang fakir dan miskin, disebut senang menggarami lautan.
Bisa jadi ia sedang memancing mangsa yang bernama pujian, sanjungan,dan ketidaktulusan, ia sedang mempraktekkan idiom ‘jeruk makan jeruk.
Seorang sarjana bahasa Inggris yang dengan pongahnya menjelaskan bahasa Inggris kepada seorang profesor bahasa Inggris yang baru ia kenal, berarti ia sedang menggarami lautan.
Orang kaya yang mengajarkan kesabaran dan ketabahan kepada orang-orang miskin, ia juga sedang menggarami lautan.
Jangan pernah menaburkan garam di laut yang airnya asin, sebab dengan begitu kita sedang menggarami lautan.
Menggarami lautan adalah ungkapan untuk orang-orang yang melakukan kesia-siaan, kebodohan, bahkan kedunguan.
Dalam dunia pergaulan, orang-orang yang sok kaya dan sok pintar sering kali kena batunya, apabila bertemu dengan orang-orang yang bena-benar kaya dan pintar, itu artinya ia sedang melakukan kebodoohan, kedunguan,dan menggarami lautan.
Sifat ‘merasa bisa’ yang dimiliki oleh sebagian orang, ketika ia bertemu dan berkomunikasi dengan orang-orang yang baru ia kenal dan benar-benar bisa sebenarnya ia sedang membuat lubang penangkap mangsa, dan ia sendiri adalah mangsanya, dan saatnya senjata makan tuan menemukan buruannya.
Hindari menggarami laut-an, lakukan yang baik bahkan yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain, dengan begitu kita sedang menghargai diri sendiri dan orang lain,
‘ jangan ada dusta diantara kita’ untuk hidup yang lebih mulia.
Wallahu’alam.