Vaksin polio | Kesehatan Insan Madani

vaksin polio

Vaksin polio adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis atau polio. Pemerintah Republik Indonesia menetapkan vaksin polio sebagai salah satu jenis vaksin yang wajib diberikan kepada anak-anak.

Terdapat dua jenis vaksin polio, yaitu oral polio vaccine (OPV) dan inactivated polio vaccine (IPV). OPV mengandung virus polio hidup yang dilemahkan, sedangkan IPV menggunakan virus yang sudah tidak aktif.

Di Indonesia jenis OPV yang digunakan adalah jenis bOPV, yaitu jenis oral bivalen. Vaccine ini bekerja dengan cara memicu tubuh untuk membentuk antibodi yang dapat melawan infeksi virus poliio.

Efek Samping dan Bahaya

Beberapa efek samping yang bisa muncul setelah mendapat suntikan vaksin pollio adalah: pusing, nyeri atau kemerahan di area penyuntikan, telinga berdengung, demam, anak rewel atau terlihat lelah, serta muntah.

Berapa Kali Seharusnya Diberikan? Tidak hanya pada bayi, balita dan dewasa pun harus mendapatkan vaksin polio, sehingga tubuh sepenuhnya terlindungi dari penyakit yang sangat membahayakan nyawa ini.
Lalu, berapa kali sebaiknya vaksin ini diberikan pada bayi, balita, dan dewasa? Di Indonesia, pemerintah mewajibkan anak telah mendapatkan setidaknya enam kali sebelum masuk ke sekolah dasar (SD). Jadwalnya adalah sebagai berikut: 

Usia 0 bulan atau sesaat setelah bayi dilahirkan;

Usia 2 bulan, pentavalen dengan DTP-HepB dan HiB;

Usia 3 bulan, pentavalen dengan DTP-HepB, dan HiB pengulangan kedua;

Usia 4 bulan, pentavalen dengan DTP-HepB, dan HiB pengulangan ketiga.

Pada bayi yang baru lahir, vaccine polio yang diberikan berupa polio tetes atau OPV, kemudian untuk selanjutnya, bisa diberikan secara suntik atau IPV maupun oral atau OPV.

Namun, perlu diperhatikan bahwa setiap anak wajib mendapatkan satu jenis vaksin poliio IPV. Dosis penguat atau booster untuk vaksin polio diberikan ketika anak berusia 18 bulan dan berikutnya ketika anak berusia 5 tahun. 

Baca Juga : Diare dan Cara Mengatasinya

Similar Posts