Puasa Sunnah Dzulhijjah
Sesungguhnya mendapati sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah nikmat yang besar dari nikmat-nikmat Allah.
Maka sudah semestinya bagi seorang muslim untuk menyingsingkan baju dan bersemangat dalam menjalankan ketaatan pada waktu istimewa ini.
Abu Utsman an-Nahdi mengatakan: “Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama; sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.”
(Latha’iful Ma’arif hal.80)
Adalah Said bin Jubair apabila telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah beliau sangat bersungguh-sungguh dalam beramal, sampai tidak ada yang dapat menandinginya.
(Irwa’ul Ghalil 3/398)
Dan diantara amalan sunnah adalah puasa. Disunnahkan bagi setiap muslim untuk berpuasa sembilan hari pertama dari bulan Dzulhijjah, berdasarkan dalil-dalil yang kuat sebagai berikut:
1. Puasa Termasuk Amal Shalih
10 Awal Dzulhijjah adalah hari yg istimewa, dianjurkan untuk berlomba2 memperbanyak amal shalih. Dan tidak ragu lagi bahwa puasa termasuk amalan shalih yang dianjurkan.
Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ أَياَّمٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهِنَّ أَحَبُّ إِلىَ اللهِ مِنْ هَذِهِ اْلأَيَّامِ العَشْرِ فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: وَلاَ الْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
“Tiada hari-hari yang amalan shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Rasulullah menjawab, “Tidak juga jihad di jalan Allah. Kecuali seorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan dia tidak kembali setelah itu. (mati syahid).”
(HR. Bukhori: 969)