Dalil Iktikaf

dalil iktikaf
  1. Dalil dari al-Qur’an

Firman Allah subhanahu wa ta’ala : yang Artinya:“Dan janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beriktikaf dalam mesjid.” (Q.S. Al-Baqarah: 187).

Demikian pula firman Allah ‘azza wajalla yang  Artinya:“Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud.” (Q.S. Al-Baqarah : 125).

  •  Dalil dari Sunah

Dalil tentang iktikaf banyak disebutkan dalam hadis-hadis, diantaranya hadis dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu anhu, beliau berkata: Artinya: Nabi shallallahu alaihi wasallam beriktikaf di sepuluh awal bulan Ramadan, kemudian beliau beriktikaf di sepuluh pertengahan, kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya saya telah beriktikaf sepuluh awal (bulan Ramadan) (untuk) mencari malam lailatulqadar kemudian saya beriktikaf sepuluh pertengahan kemudian saya didatangi (malaikat) lalu dikatakan kepadaku Sesungguhnya malam lailatulqadar itu di sepuluh akhir (bulan Ramadan), karenanya siapa di antara kalian yang mau beriktikaf, maka hendaknya dia beriktikaf (di sepuluh malam terakhir). Maka beriktikaflah manusia (para sahabat) beserta beliau …”.

Demikian pula dalam hadis yang lain, Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Nabi shallallahu alaihi wasallam beriktikaf sepuluh akhir dari bulan Ramadan hingga beliau diwafatkan oleh Allah ‘azza wajalla, kemudian istri-istri beliau tetap melanjutkan beriktikaf sesudah (wafat) beliau”.

  • Ijmak

Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu al-Mundzir rahimahullah dan dinukil oleh Ibnu Qudamah rahimahullah serta beliau menyetujuinya . Imam Ahmad mengatakan, “Kami tidak mengetahui seorang pun dari ulama yang berbeda pendapat bahwa iktikaf disunahkan”

Similar Posts